Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
ADVERTISING

Kesehatan

Fasilitas Kesehatan Pencegahan Prilaku Buang Sampah Di Sungai Kampung Paku Desa Sadeng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor

201
×

Fasilitas Kesehatan Pencegahan Prilaku Buang Sampah Di Sungai Kampung Paku Desa Sadeng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor

Share this article
Example 728x250

Masalah pencemaran sungai akibat pembuangan sampah sembarangan masih menjadi tantangan serius di berbagai wilayah, termasuk di Kampung Paku, Desa Leuwisadeng, Kabupaten Bogor. Minimnya kesadaran masyarakat serta keterbatasan fasilitas pembuangan sampah menyebabkan peningkatan volume sampah yang mencemari aliran sungai, meningkatkan risiko banjir, serta membahayakan kesehatan masyarakat. Kegiatan Sosialisasi Pencegahan Perilaku Buang Sampah di Sungai dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang dampak buruk pencemaran sungai serta memberikan solusi praktis dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini mencakup observasi, analisis situasi, sosialisasi, serta evaluasi pre-test dan post-test untuk mengukur perubahan pemahaman masyarakat. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan sungai, yang terlihat dari peningkatan skor post-test serta komitmen beberapa peserta untuk mulai memilah sampah dan tidak membuangnya ke sungai. Meskipun terdapat tantangan seperti kebiasaan lama yang sulit diubah dan keterbatasan fasilitas pengelolaan sampah, kegiatan ini telah memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.

Diperlukan upaya lanjutan dalam bentuk edukasi berkelanjutan, penyediaan tempat sampah yang lebih memadai, serta kerja sama antara masyarakat dan pemerintah desa agar kebiasaan membuang sampah di sungai dapat dihilangkan secara bertahap. Dengan langkah-langkah yang tepat dan dukungan yang berkelanjutan, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan nyaman bagi seluruh warga Kampung Paku.

Kata kunci: Pencemaran sungai, pengelolaan sampah, edukasi lingkungan, perubahan perilaku, sosialisasi.

ABSTRACT

The issue of river pollution due to indiscriminate waste disposal remains a serious challenge in various regions, including Kampung Paku, Leuwisadeng Village, Bogor Regency. The lack of public awareness and limited waste disposal facilities have led to an increase in waste volume polluting the river flow, raising the risk of flooding and endangering public health. The Socialization on Preventing Waste Disposal Behavior in Rivers activity was conducted to enhance community understanding of the negative impacts of river pollution and to provide practical solutions for household waste management.

The methods used in this activity included observation, situational analysis, socialization, as well as pre-test and post-test evaluations to measure changes in community awareness. The results showed an increase in public awareness of the importance of maintaining river cleanliness, as reflected in higher post-test scores and the commitment of some participants to start sorting waste and refraining from disposing of it in the river. Although challenges remain, such as deeply ingrained habits and limited waste management facilities, this activity has had a positive impact on the local community.

Further efforts are needed in the form of continuous education, the provision of adequate waste disposal facilities, and collaboration between the community and village government to gradually eliminate the habit of dumping waste into rivers. With the right measures and sustained support, it is hoped that a cleaner, healthier, and more comfortable environment can be created for all residents of Kampung Paku.

Keywords: River pollution, waste management, environmental education, behavior change, socialization.

 

PENDAHULUAN

Masalah pengelolaan sampah masih menjadi tantangan besar di Indonesia, terutama di daerah padat penduduk seperti Kabupaten Bogor. Salah satu bentuk permasalahan yang sering ditemui adalah kebiasaan membuang sampah sembarangan ke sungai, yang berdampak pada pencemaran lingkungan dan meningkatkan risiko bencana banjir. Kebiasaan ini tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga berdampak pada kesehatan masyarakat, seperti meningkatnya kasus penyakit akibat air yang tercemar.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 175.000 ton sampah per hari, dengan sebagian besar masih belum dikelola secara optimal. Kabupaten Bogor, sebagai daerah dengan jumlah penduduk tertinggi di Jawa Barat, menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah, terutama di daerah perkampungan seperti Kampung Paku, Desa Leuwisadeng. Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwa sungai di wilayah ini mengalami pencemaran serius akibat kebiasaan masyarakat yang membuang sampah rumah tangga ke dalam aliran sungai.

Kurangnya fasilitas pembuangan sampah, minimnya edukasi mengenai dampak pencemaran lingkungan, serta rendahnya kesadaran masyarakat menjadi faktor utama yang memperburuk kondisi ini. Sebagian besar masyarakat enggan membuang sampah pada Tempat Pembuangan Sementara (TPS) karena adanya biaya iuran, sehingga lebih memilih membuangnya langsung ke sungai. Kondisi ini menyebabkan penyumbatan aliran air, meningkatkan risiko banjir saat musim hujan, serta menimbulkan bau tidak sedap yang mengganggu kesehatan warga sekitar.

Menanggapi permasalahan tersebut, mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Maju (UIMA) menginisiasi program “Sosialisasi Pencegahan Perilaku Buang Sampah di Sungai” sebagai bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan sungai, mengedukasi mereka tentang dampak buruk sampah terhadap lingkungan dan kesehatan, serta mendorong perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Melalui pendekatan fasilitasi kesehatan masyarakat, program ini diharapkan dapat memberikan solusi yang berkelanjutan bagi permasalahan pengelolaan sampah di Kampung Paku. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, tokoh masyarakat, serta warga setempat, upaya ini diharapkan mampu mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan mereka.

METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang sistematis untuk memastikan efektivitas dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah dan mencegah perilaku membuang sampah di sungai. Tahapan pertama adalah observasi dan identifikasi masalah, yang dilakukan dengan mengamati langsung kondisi sungai di Kampung Paku, Desa Leuwisadeng. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran akibat sampah rumah tangga, jenis sampah yang paling dominan, serta kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah. Selain itu, wawancara informal dengan warga dilakukan untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kesadaran dalam pengelolaan sampah. Hasil observasi menunjukkan bahwa sampah plastik dan sisa makanan menjadi kontributor utama pencemaran sungai, sementara minimnya fasilitas pembuangan sampah dan kurangnya edukasi lingkungan menjadi faktor yang memperburuk keadaan.

Setelah permasalahan teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah dengan menggunakan metode Criteria Matrix. Penentuan ini dilakukan berdasarkan tingkat prevalensi, dampak terhadap lingkungan dan kesehatan, serta urgensi penanganannya. Dari hasil analisis, tiga permasalahan utama yang perlu segera ditangani adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang dampak pencemaran sungai, keterbatasan fasilitas pembuangan sampah, serta rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas, seperti bank sampah dan program daur ulang.

Sebagai solusi terhadap permasalahan tersebut, dilakukan sosialisasi dan edukasi masyarakat melalui berbagai kegiatan interaktif. Sosialisasi dilakukan dalam bentuk penyuluhan langsung yang memberikan informasi mengenai bahaya pencemaran sungai serta pentingnya pengelolaan sampah yang benar. Selain itu, dilakukan simulasi pemilahan sampah, di mana peserta diajak untuk membedakan antara sampah organik dan anorganik serta memahami cara mengolah sampah organik menjadi kompos. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, kegiatan ini juga dilengkapi dengan pemutaran video edukatif yang menampilkan dampak buruk pembuangan sampah di sungai dan kisah sukses komunitas yang berhasil mengelola sampah dengan baik. Diskusi interaktif dan sesi tanya jawab turut dilakukan agar masyarakat dapat menyampaikan pendapat dan kendala yang mereka hadapi dalam pengelolaan sampah sehari-hari. Sebagai bentuk apresiasi, peserta yang aktif dalam kegiatan diberikan insentif dan doorprize guna meningkatkan motivasi mereka untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Tahap terakhir dalam metode pelaksanaan ini adalah evaluasi dan tindak lanjut untuk memastikan keberlanjutan program. Evaluasi dilakukan melalui survei pre-test dan post-test guna mengukur perubahan tingkat pemahaman peserta sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan. Selain itu, observasi dilakukan beberapa minggu setelah kegiatan untuk menilai apakah terjadi perubahan dalam perilaku masyarakat terkait kebiasaan membuang dan mengelola sampah. Sebagai tindak lanjut, disusun rekomendasi bagi pemerintah desa dan komunitas lokal untuk mendukung pengelolaan sampah yang lebih baik, seperti penyediaan tempat sampah yang memadai dan pembentukan kelompok peduli lingkungan.

Melalui pendekatan yang terstruktur dan partisipatif, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam jangka panjang. Selain menciptakan lingkungan yang lebih bersih, program ini juga bertujuan untuk membangun budaya sadar lingkungan di masyarakat, sehingga dapat menjadi contoh yang dapat diterapkan di wilayah lain dengan permasalahan serupa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Pencegahan Perilaku Buang Sampah di Sungai di Kampung Paku, Desa Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, berhasil memberikan dampak positif terhadap peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah. Kegiatan ini dilakukan melalui berbagai metode edukatif, seperti pemaparan materi, diskusi interaktif, simulasi pemilahan sampah, serta pemberian doorprize bagi peserta yang berpartisipasi aktif. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat peningkatan pemahaman masyarakat mengenai dampak buruk membuang sampah ke sungai serta pentingnya pengelolaan sampah yang lebih baik. Hal ini terlihat dari perbandingan hasil pre-test dan post-test, yang menunjukkan bahwa setelah kegiatan, masyarakat lebih memahami risiko pencemaran lingkungan, termasuk peningkatan risiko banjir dan penyebaran penyakit akibat pembuangan sampah yang tidak terkendali.

Selain peningkatan pemahaman, perubahan sikap juga mulai terlihat pada masyarakat yang mengikuti sosialisasi. Beberapa peserta menyatakan kesediaan mereka untuk tidak lagi membuang sampah di sungai dan berkomitmen untuk mulai memilah sampah di rumah masing-masing. Dukungan dari pemerintah desa dan ketua RT juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan kegiatan ini. Pemerintah setempat berjanji akan memperbanyak tempat sampah di sekitar pemukiman serta mencari solusi agar biaya pengangkutan sampah lebih terjangkau bagi masyarakat. Langkah ini diharapkan dapat membantu mengatasi salah satu alasan utama mengapa masyarakat masih membuang sampah di sungai, yaitu keterbatasan fasilitas pembuangan sampah yang memadai.

Meskipun kegiatan ini menunjukkan hasil yang positif, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi agar perubahan perilaku masyarakat dapat berlangsung secara berkelanjutan. Salah satu tantangan utama adalah kebiasaan membuang sampah di sungai yang sudah mendarah daging. Meskipun masyarakat mulai memahami dampak buruknya, perubahan perilaku tidak bisa terjadi secara instan. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi lanjutan serta pengawasan berkala untuk memastikan bahwa kebiasaan lama dapat benar-benar dihilangkan. Selain itu, keterbatasan fasilitas pengelolaan sampah masih menjadi kendala yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Jumlah tempat sampah yang masih minim serta biaya pengangkutan sampah yang tidak terjangkau bagi sebagian warga menjadi faktor penghambat dalam penerapan pengelolaan sampah yang lebih baik.

Secara keseluruhan, kegiatan ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, khususnya dalam mengelola sampah agar tidak mencemari sungai. Namun, untuk mencapai hasil yang lebih optimal, diperlukan tindak lanjut dalam bentuk edukasi yang berkelanjutan, penyediaan fasilitas yang lebih memadai, serta kerja sama antara masyarakat, pemerintah desa, dan pihak terkait lainnya. Dengan langkah-langkah yang tepat dan dukungan yang berkelanjutan, diharapkan kebiasaan membuang sampah ke sungai dapat diminimalkan, sehingga tercipta lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan nyaman bagi seluruh warga Kampung Paku.

KESIMPULAN

Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Pencegahan Perilaku Buang Sampah di Sungai di Kampung Paku, Desa Leuwisadeng, telah memberikan dampak positif bagi masyarakat dalam meningkatkan pemahaman mereka terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat peningkatan pemahaman masyarakat mengenai bahaya pencemaran sungai dan manfaat pengelolaan sampah yang baik. Beberapa warga juga mulai menunjukkan perubahan perilaku dengan berkomitmen untuk tidak membuang sampah ke sungai dan mulai memilah sampah rumah tangga.

Meskipun kegiatan ini berhasil mencapai tujuannya, masih terdapat tantangan dalam mengubah kebiasaan masyarakat yang sudah berlangsung lama serta keterbatasan fasilitas pengelolaan sampah. Oleh karena itu, diperlukan tindak lanjut dalam bentuk sosialisasi berkelanjutan, penyediaan tempat sampah yang lebih memadai, serta kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah desa untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif. Dengan adanya dukungan yang berkelanjutan dari berbagai pihak, diharapkan kebiasaan membuang sampah di sungai dapat diminimalkan, sehingga lingkungan yang bersih dan sehat dapat terwujud secara berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Andri, R. (2012). Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga. Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012.

DisperkimJabar. (2021). Timbunan Sampah di Kabupaten Bogor. Dinas Perumahan dan Permukiman Jawa Barat.

Fajriyah, N., et al. (2023). Dampak Pencemaran Lingkungan terhadap Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jurnal Lingkungan Sehat, 12(2), 45-60.

Islam, M. S., et al. (2014). Environmental Perceptions and Behavioral Change: A Case Study of Waste Management Awareness. International Journal of Environmental Studies, 71(1), 33-47.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. (2022). Laporan Tahunan Pengelolaan Sampah di Indonesia. Jakarta: KLHK.

KLHK. (2020). Data Produksi Sampah Harian di Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Kusnandar, V. (2023). Statistik Kependudukan Kabupaten Bogor Tahun 2022. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor.

Mahyudin, H. (2014). Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Putu, R. (2020). Darurat Sampah Plastik di Indonesia: Tantangan dan Solusi. Jurnal Ilmu Lingkungan, 18(3), 27-38.

Tekso, R., et al. (2012). Pendidikan Lingkungan Hidup dan Perubahan Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah. Jurnal Pendidikan dan Lingkungan, 10(1), 55-70.

Penulis: Dinni Nur Shalihatun1, Ilham Efendy2, Kukuh Prasetio3, Maria ulfah4, Siska ayu puspita5, Hendriana6, Iyah Kesuma7, Ariris Miftachurrohman8

Program Studi Kesehatan Msyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia Maju

Example 728x250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *