PosKalbar.com – Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan salah satu sekolah khusus untuk anak-anak yang memiliki keterbatasan yang ada di Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara, SLB memberikan sosialisasi kepada orang tua dan anak didiknya dalam melakukan pencegahan terjadinya Bullying di sekolah, Rabu (08/11/23).
Rio Jiwantoro Kepala Perlindungan Anak Desa (KPAD) KKU merupakan salah satu narasumber pada sosialisasi tersebut mengatakan tidak menutup kemungkinan anak yang memiliki keterbatasan melakukan bullying.
“Kalau mereka mendapatkan informasi tentang kekerasan dari media sosial dan mereka melihat langsung kejadian bullying itu dan video-video pembantu lainnya, bisa jadi mereka ikut dalam melakukan bullying,” Ucap Rio saat menjadi narasumber sosialisasi pencegahan Bullying di Sekolah luar Biasa.
“Tetapi tidak menutup kemungkinan mereka ini anak-anak yang luar biasa menjadi korban bullying,”sambung Rio.
Saat ini Kabupaten Kayong Utara kasus bullying masih relatif rendah, di tahun 2022 kasus bullying terjadi hanya 4 kasus.
“Tahun 2022 Bullying yang sampai ke KPAD ada empat kasus dengan beberapa anak melakukan pengeroyokan, ada mereka yang berkelahi gara-gara story WhatsApp, dan Tahun 2023 baru saja terjadi bullying belum lama ini,” ujar Rio.
Bullying terdiri dari beberapa jenis, seperti bullying verbal, bullying non verbal, dan sayber bullying.
“Bullying terbagi beberapa jenis, ada bullying verbal kita mengolok – olok , kamu pendek,kamu rendah, kamu cacat, jari mu hilang satu. Kemudian ada bullying non verbal seperti mendorong, memukul baik sendiri maupun secara beramai-ramai, Dan ada juga sayber bullying, dengan mengunakan media sosial, yang mana saat ini anak-anak sudah mengunakan smartphone dan media sosial,” ujar Rio.
Kemudian Ratna selaku Kepala Sekolah SLB mengatakan sejak berdiri SLB hingga sekarang belum pernah terjadinya bullying terhadap anak-anak didiknya.
“Untuk Sekolah Luar Biasa yang dikenal sebagai SLB yang ada di Desa Pangkalan Butun Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara sampai saat ini tidak ada terjadi Bullying,” ucap Ratna.
Dalam mencegah terjadinya bullying di sekolah pihak SLB selulu mengingat kan kepada orang tua dan anak didiknya Daan bekerja sama dengan pemerintah.
“Kita dari pihak sekolah selalu mengingatkan kepada orang tua dan anak-anak didik kita tentang perilaku bullying, sebelum terjadinya bullying kita dan pemerintah selalu mengantisipasi, maka dari itu di bentuk lah TTPK-SP, ” Jelas Ratna.
Dalam mengantisipasi lebih jauh terjadi bullying, SLB bekerja sama dengan pemerintah daerah mengadakan sosialisasi yang di hadiri langsung oleh orang tua siswa/siswi.
“Untuk sosialisasi bullying baru pertama kali nya di adakan di Sekolah Luar Biasa,”tutup Ratna.
