Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250

Example 728x250

Kesehatan

Peran Pelatihan K3 Bagi Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit

81
×

Peran Pelatihan K3 Bagi Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit

Share this article
Example 728x250

Example 728x250

PosKalbar.com – Segala tindakan memiliki potensi bahaya. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebenarnya melekat pada kehidupan kita sehari-hari namun banyak yang tidak menyadari bahwa kegiatan tersebut merupakan implementasi dari K3. Umumnya K3 diterapkan di tempat kerja salah satunya di Rumah Sakit. K3 di rumah sakit merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan, karena rumah sakit merupakan salah satu tempat dengan bahaya potensial yang dapat dikatakan kompleks. Risiko ini bukan hanya pada pekerja di rumah sakit juga untuk pasien dan pengunjung. Maka dari itu, pelatihan K3 yang terorganisir dan berkelanjutan terutama untuk tenaga kesehatan di rumah sakit diperlukan dalam mengurangi insiden kecelakaan kerja.

Dikatan kompleks karena beragam jenis potensi bahaya dalam satu tempat,

  1. Fisik: kebisingan, suhu, getaran, lantai licin.
  2. Kimia: formaldehid, alkohol, ethiline okside, bahan pembersih lantai, desinfectan, clorine.
  3. Biologi: bakteri, virus, mikroorganisme, tikus, kecoa, kucing dan sebagainya.
  4. Ergonomi: posisi statis, manual handling, mengangkat beban.
  5. Psikososial: beban kerja, hubungan atasan dan bawahan, hubungan antar pekerja yang tidak harmonis.
  6. Mekanikal: terjepit mesin, tergulung, terpotong, tersayat, tertusuk.
  7. Elektrikal: tersengat listrik, listrik statis, hubungan arus pendek kebakaran akibat listrik.
  8. Limbah: limbah padat medis dan non medis, limbah gas dan limbah cair

Pelatihan K3 di rumah sakit yang efektif dapat meningkatkan pengetahuan mengenai Gambaran risiko yang mungkin terjadi dan cara menanganinya, serta peningkatan efektivitas dalam bekerja. Pelatihan K3 di rumah sakit contohnya pelatihan dan simulasi tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Pembinaan dan pelatihan tim fire dan emergency, pelatihan tanggap darurat atau bencana. Pelatihan yang dimaksud bukan hanya dalam peningkatan kewaspadaan risiko bahaya fisik tapi termasuk juga mental.

Sebagai contoh pelatihan fire safety management di salah satu rumah sakit, memiliki peran penting bagi tenaga kesehatan dalam mengurangi kecelakaan kerja di rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah pelatihan, terjadi peningkatan signifikan dalam motivasi keselamatan dan kesehatan kerja perawat. Sebelum pelatihan, mayoritas responden memiliki motivasi yang cukup 82,5%, namun setelah pelatihan, 97,5% responden menunjukkan motivasi yang cukup tinggi. Potensi peningkatan ini mencakup peningkatan kesadaran keselamatan, peningkatan kedisiplinan dalam mengikuti prosedur keselamatan, peningkatan kewaspadaan terhadap risiko kecelakaan, dan penerapan prosedur darurat yang lebih efektif. Semua ini dapat membantu mengurangi insiden kecelakaan kerja di rumah sakit. Dengan meningkatnya keterampilan, pengetahuan, dan sikap perawat terhadap keselamatan, pelatihan K3 menjadi langkah strategis dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman.

Pentingnya pelatihan untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam mengenali dan merespon bahaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Dengan mengikuti pelatihan seperti fire safety management, tenaga kesehatan dapat memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang lebih baik dalam menghadapi potensi risiko di lingkungan rumah sakit. Peningkatan motivasi dan kesadaran keselamatan yang dihasilkan dari pelatihan memungkinkan tenaga kesehatan untuk lebih disiplin dan waspada dalam menjalankan tugas mereka, serta lebih siap untuk merespons dengan tepat jika terjadi situasi berbahaya. Oleh karena itu, pelatihan K3 menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan mengurangi risiko kecelakaan kerja di rumah sakit.

Selain itu, diperlukan pelatihan rutin dan berkualitas untuk memastikan tenaga kesehatan terus update dengan prosedur keselamatan yang efektif. Pelatihan ini juga penting untuk mengidentifikasi dan mengurangi berbagai bahaya yang dapat terjadi di rumah sakit, baik yang bersifat fisik (seperti cedera akibat peralatan medis atau kecelakaan fisik), kimia (paparan terhadap bahan kimia berbahaya), biologi (penularan infeksi atau penyakit), maupun psikologi (stres kerja atau burnout). Dengan pelatihan yang tepat, tenaga kesehatan akan lebih siap mengelola dan merespons berbagai bahaya tersebut, sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat.

Referensi

  1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
  2. Hasanuddin, M. (2020). Pengaruh pelatihan fire safety management terhadap motivasi K3 perawat RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Hasanuddin Journal of Public Health, 1(1), 83-91.https://doi.org/10.30597/hjph.v1i1.951

Penulis :

Nama : Alya Nadira Nur Ajie

Jurusan: Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia Maju, Jakarta

Example 728x250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *