PosKalbar.com – Semangat baru kini mulai tumbuh di Desa Pelapis, Kepulauan Karimata, Kayong Utara (KKU). Melalui program tanggung jawab sosial (CSR), PT Dharma Inti Bersama (DIB), pengelola Kawasan Industri Pulau Penebang (KIPP), menghadirkan serangkaian program yang menyentuh kehidupan masyarakat. Peningkatan teknologi penangkapan ikan, budidaya perikanan, hingga pengolahan hasil tangkapan laut.
Selama ini, nelayan Desa Pelapis mengandalkan kelong untuk mencari ikan menggunakan lampu yang dipasang di atas permukaan air. Untuk meningkatkan hasil tangkapan, terutama pada masa paceklik seperti saat ini, DIB bersama tim akademisi dari IPB memperkenalkan penggunaan lampu celup bawah air.
Dalam uji coba yang dilakukan bersama nelayan Desa Pelapis, penggunaan lampu celup ini mendatangkan tangkapan ikan yang jumlahnya lebih banyak.
Didin Komarudin, akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan, timnya bersama DIB menawarkan teknologi penangkapan baru yang telah terbukti efektif di kalangan nelayan Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Adapun untuk diversifikasi alat tangkap, Didin dan timnya memperkenalkan bubu lipat yang lebih praktis untuk menangkap rajungan, serta alat tangkap krendet dan gillnet.
“Awalnya penuh tantangan, karena nelayan Pelapis sudah bertahun-tahun menggunakan lampu kelong di atas permukaan air dan bubu kotak. Namun setelah tiga hari, mulai ada yang berkata ‘Kami siap, Pak’. Itu tanda nelayan Desa Pelapis terbuka pada inovasi yang kami perkenalkan. Saya optimistis teknologi ini bisa meningkatkan hasil tangkapan mereka,” ujar Didin.Sukadana, 21 Agustus 2025.
Lebih lanjut Didin menjelaskan, selain menawarkan inovasi teknologi penangkapan ikan, program CSR DIB juga memperkenalkan budidaya ikan dalam kolam-kolam besar dengan akuaponik yang merupakan metode pembesaran ikan sekaligus penanaman sayur.
“Ini bukan untuk mengganti tradisi melaut, tapi menambah sumber penghasilan. Jika sudah terbiasa, bisa melanjutkan ke kolam berdiameter lima meter. Jadi ada tambahan ekonomi untuk keluarga di Pelapis,” jelasnya.
Syarif Ali Al-Haddad, nelayan dari Dusun Jaya, mulai menaruh harapan. Ia mengaku tertarik dengan pelatihan budidaya akuaponik ini.
“Sayur cukup sulit didapat di Pelapis karena harus dipasok dari luar. Kalau akuaponik ini bisa diterapkan, tentu sangat membantu. Saya berharap pembinaan ini terus berlanjut sampai warga paham dan bisa yakin bahwa apa yang mereka pelajari, apa yang disampaikan para dosen, bisa diterapkan sebagai penunjang ekonomi keluarga,” katanya.
Ibu-Ibu Desa Pelapis Semangat Mengolah Hasil Laut, Para ibu rumah tangga di Desa Pelapis juga menjadi penerima manfaat program CSR DIB dan tak kalah bersemangat.
Mereka mendapat pelatihan membuat berbagai olahan hasil laut, seperti bakso ikan, nugget, kerupuk, dan roti. Mereka semangat mengolah aneka ikan yang umumnya diabaikan karena nilai ekonomis rendah dan berharap pelatihan ini menjadi jalan baru untuk meningkatkan ekonomi keluarga.
Yessi, ibu rumah tangga di Dusun Kelawar, mengaku gembira bisa mendapatkan ilmu baru. “Biasanya kami hanya masak ikan dengan cara sederhana. Tadi kami coba buat bakso dan nugget dengan cara yang berbeda dan lumayan berhasil. Kami berharap nanti bisa produksi lebih banyak, asal ada yang membeli supaya usaha ini jalan terus,” ungkapnya penuh harap.
Program ini, kata Yessi, disambut baik oleh warga karena DIB berkomitmen membantu menyerap produk olahan masyarakat, sehingga ibu-ibu tidak lagi bingung mencari pasar.
External Relation Manager DIB, Seno Ario Wibowo, menegaskan bahwa program pelatihan ini adalah bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar.
Menurutnya, selain memfasilitasi pelatihan dan memberikan bantuan peralatan untuk nelayan, DIB juga telah menambah tenaga lapangan yang setiap hari akan mendampingi warga Desa Pelapis dalam penerapan program inovasi teknologi penangkapan ikan, budidaya perikanan, dan pengolahan hasil tangkapan laut.
“Kami ingin masyarakat Desa Pelapis tumbuh bersama dengan hadirnya KIPP. Pendidikan, keterampilan, hingga peningkatan ekonomi keluarga adalah fokus kami. Harapan kami, dengan adanya program ini, masyarakat semakin sejahtera,” pungkas Seno.
Tentang PT Dharma Inti Bersama PT Dharma Inti Bersama (DIB) merupakan perusahaan yang mengoperasikan Kawasan Industri Pulau Penebang (KIPP) di Desa Pelapis, Kecamatan Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. KIPP merupakan pusat pengolahan dan pemurnian bijih bauksit dengan teknologi Bayer untuk produksi alumina dan teknologi Hall-Heroult untuk produksi aluminium yang terintegrasi dan berkelanjutan. Aktivitas Pembangunan dan Pengoperasiannya akan dilakukan di dalam Wilayah Kawasan Berikat PT Dharma Inti Bersama (KB DIB). KIPP memiliki wilayah operasional seluas 2.000 hektar dan memperoleh Izin Kawasan Industri pada awal tahun 2025.