PosKalbar.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang merasa perlu untuk penanganan stunting. Di antaranya dalam kegiatan Panca Karya Ketapang Sehat bersama dengan program peningkatan balita gizi buruk. Hal ini ditegaskan Bupati Ketapang, Martin Rantan SH MSos melalui Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Edy Radiansyah SH MH.
“Hal ini guna menekan dan meminimalisir kasus stunting. Sehingga derajat kesehatan masyarakat Ketapang dapat lebih meningkat,” ucap Edy membacakan sambutan Bupati saat membuka Rembuk Stunting Kabupaten Ketapang Tahun 2022 di Hotel Aston Ketapang belum lama ini.
Edy mengungkapkan stunting masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia termasuk di Ketapang. Menurut riset hasil kesehatan dasar tahun 2018 persentase atau prevalensi balita yang mengalami stunting di Ketapang sebesar 42,68 persen. Kemudian berdasarkan hasil survei status gizi balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting di Ketapang turun menjadi 21,79 persen.
Kemudian menurut SSGBI tahun 2021 prevalensi stunting di Ketapang sebesar 23,6 persen. “Adapun target nasional pada 2024 yang tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN). Serta rencana strategi kementerian kesehatan tahun 2020-2024 adalah 14 persen,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa visi berkaitan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan. Bupati dan Wakil Bupati Ketapang telah menyusun beberapa program. Di antaranya program peningkatan sarana dan prasarana, kualitas tenaga kesehatan dan lainnya yang menjadi standar pelayanan minimal di bidang kesehatan.
Edy berharap rembuk stunting ini menghasilkan pemikiran, rumusan dan memperkuat komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan. “Tujuannya dalam upaya intervensi, pencegahan dan penanggulangan stunting di Ketapang. Sehingga harapan Ketapang bebas stunting akan tercapai,” tutur Edy.
